Sistem Kredit Kuliah untuk Program PhD di TU Delft, Belanda
Salah satu ciri khas dari TU Delft adalah adanya Doctoral Education (DE) Program untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa PhD di TU Delft. Mahasiswa PhD di TU Delft diwajibkan untuk mengambil mata kuliah dengan jumlah minimal 45 kredit (Graduate Schools credits) agar bisa memenuhi syarat untuk lulus. Menariknya–dan pengelola program S3 di TU Delft sangat bangga akan hal ini–adalah adanya pendidikan pada soft-skill, bukan hanya sekedar research skill. Secara umum, ada 3 bidang yang harus dipelajari oleh seorang mahasiswa PhD di TU Delft, dengan masing-masing bidang minimal 15 Graduate Schools credits:
- Ilmu seputar bidang risetnya (discipline-related skills): kategori ini merupakan penguatan kapasitas mengenai bidang riset seorang mahasiswa PhD di TU Delft.
- Pengetahuan mengenai riset secara umum (reseach skills): kredit untuk kategori ini diberikan atas aktivitas kita yang berkaitan dengan riset.
- Soft-skills (transferrable skills): kategori ini tidak berkaitan langsung dengan riset atau keilmuan, tapi dianggap penting oleh TU Delft untuk para mahasiswanya, baik selama menjadi peneliti di kampus maupun kelak ketika sudah berkarir di bidang masing-masing.
1. Discipline-related skills
Sebagai seorang peneliti, pengetahuan akan dasar keilmuan dan wawasan terkini (state-of-the-art) mengenai topik penelitian kita merupakan hal yang wajib. Kuliah pada kategori ini bertujuan untuk menyiapkan kita agar mampu menguasai dasar ilmu, serta kapasitas untuk mampu menghasilkan inovasi terkini pada bidang tersebut.
Untuk kategori ini, TU Delft memberikan keleluasaan kepada para mahasiswanya dalam memilih kuliah. Pilihan yang paling simpel (sekaligus paling berat tanggungannya) adalah dengan mengikuti kuliah program master yang ditawarkan. Untuk mendapatkan kredit dari course tersebut, mahasiswa PhD diharuskan untuk mengikuti kuliah, mengerjakan tugas, dan lulus ujian kuliah. Cara yang lebih nyaman adalah dengan mengikuti kelas yang dirancang khusus untuk PhD. Biasanya program ini lebih rumit dan mendalam secara keilmuan, namun dari segi penilaian dan tugas lebih longgar.
Mengikuti perkuliahan di kampus lain juga diperbolehkan, bahkan di negara lain pun juga tidak menjadi masalah. Saya mengikuti kuliah di TU/e (Eindoven University of Technology) selama 2 pekan dengan semua biaya ditanggung oleh TU Delft, termasuk biaya akomodasi dan transportasinya. Mata kuliah ini diadakan oleh ASCI (Advanced Schools for Computing and Imaging), asosiasi keilmuan bidang komputasi dan pengolah citra se-Belanda. Saat saya mempresentasikan karya di Symposium on Geometry Processing (SGP 2018) di Paris, saya juga mengikuti Graduate Schools yang diselenggarakan dalam rangkaian SGP 2018 dan saya bisa mendapatkan kredit dari Graduate Schools untuk itu. Yang saya perlukan adalah tanda tangan dari pengajar Graduate Schools SGP pada form khusus dari TU Delft.
2. Reseach skills
Kategori ini mencakup pembelajaran mengenai riset, kegiatan akademis penunjang riset, hingga keterlibatan dalam penelitian. Secara umum, kategori ini merupakan hal yang paling penting dari kehidupan PhD, karena dengan risetlah bisa dihasilkan karya untuk mencapai tujuan PhD, yakni berkontribusi untuk memberikan kebaruan pada keilmuan.
Walau tuntunannya sama-sama minimum 15 kredit, tapi hampir setiap mahasiswa PhD akan menghabiskan waktunya untuk kategori ini: melakukan riset. Ada dua hal wajib dalam kategori ini, yakni (1) mengikuti kuliah yang diadakan oleh Graduate Schools dan (2) Learning on-the-job (mimimal 5 kredit). Graduate Schools menawarkan beberapa kuliah untuk menguatkan kapasitas keilmuan mahasiswa S-3-nya mengenai riset, seperti kelas Research Design, Project Management, dan Being a Creative Researcher. Walau kredit-nya bisa lebih banyak, tetapi ini bukanlah bagian yang terlalu signifikan.
Sub-kategori Learning on-the-job adalah inti dari kehidupan seorang PhD di TU Delft. Ada tiga jenis kegiatan di sub-kategori ini, yaitu: (a) presentasi ilmiah, (b) publikasi, dan (c) membantu dosen mengajar. Untuk setiap presentasi ilmiah dalam berbagai forum, akan diberikan poin. Begitu juga dengan setiap publikasi jurnal ilmiah yang dilakukan selama PhD. Seorang mahasiswa PhD juga bisa mendapatkan kredit dengan cara menjadi teaching assistant bagi profesor/supervisor-nya, misalnya dengan membantu pembuatan soal tugas dan pembimbingan skripsi/thesis mahasiswa.
Memang ada angka-angka kredit yang terlibat dan sangan eksplisit disini, tapi itu semua hanya sebagai panduan dasar. Inti utama dari PhD adalah untuk menghasilkan ilmu baru yang bermanfaat dan belum pernah dilakukan/diketahui sebelumnya. Sehingga ‘novelty’ menjadi poin implisit yang paling penting dari kegiatan penelitian seorang PhD.
3. Transferrable skills
Tujuan utama dari kategori ini adalah memberikan mahasiswa TU Delft wawasan yang tidak hanya melulu tentang riset dan dunia akademis, tetapi juga dengan Life skills yang bermanfaat dalam kehidupan secara umum. Banyak kemampuan soft-skills diberikan melalui kuliah ini, dari mulai kepemimpinan + dinamika kelompok, manajemen waktu, kemampuan presentasi, manajemen otak, dll. Ilmu ini menjadi bekal hidup yang sangat penting dalam interaksi sosial.
Kelas untuk kategori ini didesain secara khusus dan relatif santai. 1 kredit setara dengan 8 jam kuliah dan 4 jam tugas/persiapan. Sehingga kelas yang berbobot 2 kredit biasanya hanya diadakan selama 2 pertemuan, masing-masing 8 jam saja. Kuliah-kuliah program ini lebih singkat periodenya dan dimulai dari waktu yang berbeda-beda. Dalam kuliah Effective negotiation, kelas dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama dan kedua berjarak 1 pekan, sedangkan sesi ke-2 dan ke-3 mempunyai jeda 1 bulan. Pengajarnya pun banyak yang dari luar TU Delft. Biasanya dari perusahaan yang bekerjasama dengan TU Delft dan mereka diminta mengisi kuliah untuk mahasiswa. Bukan hanya pembicara semacam dalam seminar, tetapi mereka juga merancang kuliahnya dengan serius dan membawakan kuliah sepanjang jam pelajaran. Karena kelas ini sifatnya soft-skill, banyak perusahaan bidang SDM yang mengajar, semacam Meerkat.
Mayoritas kuliah transferrable skills berfokus pada komunikasi efektif, ini sedikit banyak berhubungan dengan kultur orang Belandang yang tanpa tedeng aling-aling (direct/blunt, tanpa basa-basi). Bagaimana menjadi independen serta manajemen diri merupakan bagian penting dalam kategori ini. Tidak kalah penting juga adalah perkuliahan tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Saya pernah mengambil kelas leadership, teamwork and group dynamics, kelas yang bagi saya lebih mirip pelatihan-pelatihan SDM semasa saya kuliah di Jogja dulu, tetapi disini di-formal-kan sebagai bagian resmi dari program doktoral di TU Delft.
————————————————————————-
Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan gambaran tentang perkuliahan di TU Delft Belanda dan membantu persiapan Anda jika hendak memulai petualangan di kampus ini atau berencana untuk melanjutkan studi di sini.