The Chapters of Our [Different] Book
“Don’t compare your chapter 1 to someone else’s chapter 20”,
kalimat sederhana nan menenangkan diri.
Bahwa sejatinya kita mengawali hidup dari permulaan yang berbeda,
bahwa apa yang terasa mudah bagi sebagian orang bisa jadi teramat mustahil untuk sebagian yang lain,
bahwa bisa jadi kita masih merintis jalan untuk menggapai sesuatu, sedangkan kawan kita sudah hampir mencapai garis finish-nya.
Tak perlu lah mengharuskan diri untuk menyamai orang lain,
Kewajiban untuk melebih orang lain dalam segala bidang pun tidak ada.
Yang kita harus kita lakukan adalah memberi yang terbaik,
mengasah diri agar semakin cepat mencapai chapter 20 tersebut,
sesegera dan sebaik mungkin
Tapi bisa jadi malas kalau kita hanya mengikuti kalimat itu,
maka terbersitlah kalimat penyandingnya,
“Don’t compare your chapter 20 to someone else’s chapter 1”
Bahwa sejatinya kita mengawali hidup dari permulaan yang berbeda,
bahwa apa yang terasa sulit bagi sebagian orang bisa jadi teramat gampang bagi sebagian yang lain,
bahwa bisa jadi kita sudah hampir menggapai garis finish,
sedangkan kawan kita masih merintis jalan mencapai cita-citanya.
Maka sifat sombong, pongah dan congkak haram hukumnya bagi kita,
kita bisa jadi mendapatkan keberuntungan untuk mencapai sesuatu yang orang lain sedang ikhtiarkan.
Maka jika kita sudah hampir mencapai penghujung, adalah tugas kita membimbing mereka yang sedang memulai agar selekasnya mencapai ujung perjuangannya.
Maka tugas kita untuk mewariskan ilmu, mempercepat langkah mereka,
“Don’t compare your chapter 20 to someone else’s chapter 20,
if you’re writing different genre from that of someone else.”
Kita bisa saja pada fase yang sama dalam perjuangan penggapaian cita-cita,
namun sejatinya ujung jalan setiap orang tidaklah mesti harus sama,
kita hargai perbedaan dengan mereka,
[mari] kita bantu mereka agar selekasnya sampai pada tujuan.