Perjalanan Menggapai Mimpi (bagian 1)


Tulisan ini merupakan kompilasi dari empat cerita pendek tentang kisah perjalanan saya dalam mencari beasiswa S2.
Bagian pertama | Bagian kedua | Bagian ketiga | Bagian keempat

“Hadiah terindah dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya.” (Andrea Hirata dalam Maryamah Karpov)

Sepenggal kalimat itulah yang sekarang benar-benar saya yakini dalam setiap upaya saya untuk menghadapi keras dan asyiknya segala tantangan hidup untuk menggapai mimpi-mimpi yang telah terpatri di kepala. Saat kita berusaha untuk mencapai suatu tujuan, seringkali bukan tujuan itulah yang membuat kita bahagia, tapi lika-liku perjalanan dalam setiap usaha untuk mencapainyalah yang kerap membuat hati ini dinaungi rasa penuh kesyukuran. Saat Siti Hawa lari bolak-balik mencari air untuk Ismail dari bukit Sofa dan Marwa, justru air muncul di dekat Ismail. That’s the beauty of our life.

Proses inilah yang begitu saya nikmati dalam fase transisi dari mengakhiri masa studi sebagai sarjana menuju jenjang studi lanjut, entah S2 atau langsung S3 (baca: es-tri==>istri.. hehe.. *kidding* ). Setelah resmi mendapatkan judul skripsi, proses yang indah nan sarat tantangan itu pun dimulai: kumpulan serangkaian langkah besar dan kecil untuk memupuk mimpi menuju salah satu kampus terbaik di dunia, walau akhirnya nyasar juga. Hehe…

1. Berskripsi Ria dalam Bahasa Inggris

Untuk mengawali hal baru, saya harus mengakhiri apa yang sudah saya mulai sebelumnya: tugas terakhir seorang mahasiswa S1, menyusun skripsi. Berawal dari niatan agar bisa mendapatkan beasiswa dari kampus bagus di luar negeri, maka saya berikhtiar untuk bisa mengerjakan skripsi dengan cara yang tidak biasa-biasa saja. Alhamdulillah saya ditawari bekerjasama dengan dosen yang aktif meneliti dan rajin publikasi internasional, maka saya pun terpancing untuk menuliskan karya akhir saya dalam bahasa Inggris.

Ada banyak manfaat dari menuliskan skripsi berbahasa Inggris. Yang paling terasa adalah saya bisa melampirkan naskah skripsi dan makalah skripsi saya ke kampus luar negeri saat saya mendaftar S2, ini tidak bisa saya lakukan jika saya menuliskannya dalam bahasa Indonesia. Selain itu, dosen pun cukup banyak yang mengapresiasi karena belum banyak yang menulis skripsi dalam bahasa Inggris (walau sudah ada beberapa di tahun sebelumnya), sehingga memudahkan saya saat ujian pendadaran/sidang skripsi. Kemampuan saya untuk bisa menulis naskah publikasi dalam bahasa Inggris juga lebih terkembangkan; itung-itung lumayan untuk latihan menulis publikasi/jurnal saat master/doktoral nanti. Alhamdulillah akhirnya karya ini bisa terpublikasikan dalam konferensi di Ankara, Turki.

2. Meng-Kepo (Hampir) Semua Kampus di Dunia

Pasca keluarnya nilai skripsi dan pendadaran, maka fokus saya pun teralih ke pencarian kampus untuk melanjutkan proses belajar dan berkarya berikutnya. Karena saya lulus bulan Februari, maka sudah tidak banyak lagi kampus yang buka untuk intake musim panas 2012, alternatif pun terbatas. Tapi disinilah letak seni berkepo ria terasa begitu nikmat.

Hampir setiap hari yang saya lakukan adalah mencari informasi beasiswa di berbagai forum yang ada di Facebook, atau pengumuman program beasiswa dari berbagai situs web, lalu dilanjutkan dengan masuk ke laman web penyedia program beasiswa dan menjajaki kemungkinan saya bisa masuk disana. Dari kampus kecil di Malaysia hingga web Cambridge University di Inggris serta MIT di AS pun tak luput dari pencarian. Alhasil tertumpuklah banyak folder di dalam harddisk saya yang berisi informasi tentang S2.

Folder dengan beberapa nama kampus yang ter-kepo

Impian sempat membumbung tinggi. Membayangkan diri bisa diterima S2 di Barcelona dan jalan-jalan di sekitar Camp Nou, atau menikmati sumilirnya angin musim gugur di Seoul, sempat pula muncul bayangan gila bisa duduk di salah kelas di MIT. Google Maps pun menjadi sarana murah meriah untuk semakin memvisualisasikan mimpi. Walau tidak harus semuanya terwujud, bisa membayangkannya saja pun sudah menjadi kenikmatan tersendiri, sekaligus sebagai motivasi yang luar biasa untuk terus mengembangkan diri.