Tips Menulis Karya Tulis Mapres
Sebagai salah satu ajang paling bergengsi bagi mahasiswa di seluruh negeri, kompetisi mahasiswa berprestasi menuntut mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang mendalam pada bidang yang digelutinya dan kemanfaatan pada masyarakat sekitar. Sehingga tidak mengherankan jika salah satu bagian penting (bahkan yang terpenting) dalam seleksi Mapres adalah karya tulis. Pada setiap fase (universitas dan/atau koperits, nasional awal, grand final), komponen inilah yang memiliki porsi penilaian paling tinggi.
Bagi kawan-kawan yang sekarang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pemilihan mahasiswa berprestasi di kampus masing-masing, mudah-mudahan sedikit masukan dari saya berikut ini bisa menjadi penguat karya teman-teman. Berikut beberapa tips untuk bisa menghasilkan karya tulis yang mampu menunjukkan kemampuan sebenarnya dari kawan-kawan sekalian.
1. Kreativitas/Orisinalitas
Untuk menarik ketertarikan pembaca (baca: juri), kita harus mampu menghadirkan suatu ide yang segar, tidak biasa, dan kreatif. Dengan tumpukan karya tulis dan kejenuhan yang menumpuk sebagai juri, kita harus mampu membantu beliau-beliau dengan ide-ide kreatif. Bukan sekedar untuk memenangkan kompetisi ini, namun juga untuk memberikan rasa optimisme pada beliau-beliau pada generasi muda sekarang: sebagai generasi baru yang mampu hadir dengan ide-ide kreatif untuk mengatasi berbagai masalah bangsa ini.
Kreativitas bisa muncul dari berbagai sisi dari karya kita; mulai dari pemunculan isu/masalah (misal kasus cacingan di berbagai kawasan lokalisasi di kota-kota besar #ngawur), metode penelitian, dan (barangkali yang paling sering dan paling disenangi orang) tawaran solusi yang kita ajukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada.
Kreativitas sangat identik dengan keterbaruan, menghadirkan sesuatu yang baru/dengan cara yang baru. Mari eksplorasi dan selami diri kita untuk bisa menghadirkan segala kreativitas kita melaui karya-karya yang bermutu.
2. Feasibilitas/Implementabilitas
Faktor kedua yang sangat penting dari karya kita adalah kemampuan kita untuk berargumentasi pada penguji (Bapak/Ibu juri) bahwa karya kita, dengan segala kreativitasnya, masih sangat mungkin untuk diimplementasikan. Walau kadang kreativitas sulit bertemu dengan implementabilitas, kita harus mampu mencari titik temu antara keduanya. Kita perlu mencari cara untuk bisa membumikan ide-ide melangit kita.
Jika bicara tentang teknologi bidang peternakan yang maha canggih, kita perlu mengkaji ulang bagaimana teknologi tersebut bisa diterapkan atau pada level apa teknologi tersebut mampu diimplementasikan.
3. Komprehensivitas
Ide yang cemerlang bukanlah ide yang hanya tampak bagus dari satu disiplin ilmu, tetapi juga memuaskan jika dilihat dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Kita dituntut untuk bisa menghadirkan kreativitas karya yang mampu melihat suatu masalah dari berbagai sisi, sehingga karya kita komprensif, matang dari berbagai sudut pandang.
Misalnya kita menawarkan solusi permasalahan psikologis siswa-siswa difabel, kita tidak cukup untuk membuktikan teori kita benar menurut ilmu Psikologi. Kita perlu melihat bagaiman secara sosial solusi tersebut bisa diimplementasikan, bagaimana dampaknya secara ekonomi (jika diperlukan, misalnya), atau konsekuensinya terhadap sisi kemanusiaan, atau bahkan ketepatan penggunaan teknologi pada bidang tersebut.
4. Presentasi
Pada berbagai tahapan (fakultas, universitas/institut/sekolah tinggi, kopertis, dan/atau nasional), peserta dituntut untuk mampu mengomunikasikan karyanya pada juri dan peserta yang ada. Kita harus memastikan juga bahwa kita mampu mengomunikasikan ide tersebut secara baik. Ketepatan intonasi, pilihan kata, alur presentasi, dan bantuan media presentasi yang tepat bisa menguatkan presentasi kita.
Pastikan kita telah melakukan persiapan yang terbaik. Minta kawan-kawan kita dari berbagai bidang ilmu untuk mengecek keterpahaman mereka terhadap apa yang kita sampaikan. Gunakan slide presentasi yang representatif, bukan cuma memindahkan tulisan naskah kita ke media presentasi, tetapi sampai pada tahapan perwajahan determinasi, semangat, ide, dan kreativitas kita melalui media presentasi tersebut. Oleh karena itu, pilihan gambar/ilustrasi, lay out presentasi, dan pembatasan teks menjadi bagian penting dari presentasi.
5. Berlomba dengan Hati
Yang paling penting, mengikuti kompetisi mapres (mahasiswa berprestasi) bukanlah untuk mencari kemenangan semata. Bukan itu tujuannya. (Saya pernah menulis tentang urgensi dan manfaat/orientasi Mapres.) Mari hadirkan ketulusan hati dan kejujuran dalam setiap langkah kita untuk mengikuti proses mapres ini. Bekerja sekuat tenaga dengan nurani, dan bersedia menerima segala keputusan-Nya dengan penuh kesabaran.
Mapres bukanlah suatu orientasi kehidupan berkuliah; kita tidak perlu terlalu mengagung-agungkannya, dan terlalu terobsesi dengannya. Saya lebih senang melihat Mapres ini sebagai ‘bonus’ atau hadiah atas segala jerih parah kita selama berkuliah. Lakukan yang terbaik untuk merepresentasikan diri kita via Mapres ini, tetapi tidak perlu melebih-lebihkan, apalagi sampai memalsukan data, meminta teman menuliskan karya, atau bahkan meminta dosen menuliskan bahasa Inggris untuk kita.
Bagi yang sedang mengikuti seleksi Mapres, selamat berjuang!