Kenapa Harus Ikut Seleksi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) DIKTI
Setiap tahun Ditjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kemendikbud menyelenggarakan pemilihan Akademisi Berprestasi, dan salah satunya (dan yang paling bergengsi) adalah Pemilihan Mahasiswa Berprestasi. Program ini diselanggarakan sebagai penghargaan kepada mahasiswa teladan dari semua perguruan tinggi yang berada di bawah koordiansi DIKTI. Mahasiswa yang mempunyai catatan akademis yang baik, track-record ekstra kurikuler yang komprehensif, kepribadian yang matang, kemampuan komunikasi yang bagus, serta pemahaman akan implementasi ilmunya bagi kebermanfaatan bangsa.
(Gambaran singkat mengenai mapres DIKTI bisa dilihat di postingan saya sebelumnya di: link berikut )
Karena diselenggarakan langsung oleh DIKTI sebagai pengelola utama pendidikan tinggi di Indonesia, kompetisi ini bisa dianggap sebagai ‘Grammy Award’-nya pendidikan di Indonesia, sarana bersaing bagi segenap insan pendidikan terbaik di negeri ini. Bagi mahasiswa, inilah barangkali kompetisi terlengkap. Tidak hanya kemampuan akademis semata, atau hanya pertunjukan prestasi ekstrakurikuler, ajang Mahasiswa Berprestasi menuntuk kompetensi komplit pada seorang mahasiswa: akademis mantap ekskul pun banyak.
Kenapa harus ikut?
Mengikuti program ini tidak hanya untuk saling menunjukkan prestasi dan kompetensi. Itu hanya bagian kecil saja dari proses mapres. Banyak manfaat lain yang bisa didapatkan, walau pada akhirnya tidak terpilih sebagai mapres nasional, kopertis, universitas, fakultas, atau bahkan jurusan. Berikut manfaat yang bisa dipetik dari keikutsertaan pada proses seleksi/pemilihan mapres di berbagai level:
- Lebih mengenal diri (kelebihan dan kekurangan)
Barangkali inilah manfaat yang paling saya rasakan dari proses mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi (mapres) DIKTI. Saya lebih mengenal diri saya: dimana letak kelebihan dan kekurangan diri ini. Pada saat mempersiapkan dokumen-dokumen, saya melihat bahwa sepertinya kegiatan ekstra kurikuler saya masih bisa ditingkatkan lagi untuk menjadi pribadi yang lebih matang, akademis pun masih banyak celah-celah perbaikan, bahasa Inggris yang cenderung lebih dominan saat pasif dibandingkan saat aktif.
Selain evaluasi saat mempersiapkan dokumen, kita akan lebih mengenal [posisi] diri kita saat sudah bersaing dengan kawan-kawan lain. Kadang kita sudah merasa punya kegiatan banyak, ternyata masih ada mahasiswa dari jurusan lain yang CV-nya lebih tebal. Atau kadang kita merasa bahasa inggris kita belum fasih, tapi ternyata lebih baik dibandingkan dengan peserta lain. Ini sangat penting karena Mapres biasanya diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa pilihan, sehingga dengan tahu kelebihan dan kekurangan diri, kita bisa lebih mudah memetakan posisi diri dan prioritas untuk perbaikan kompetensi diri di masa mendatang.
- Memperluas jaringan persahabatan dengan kawan-kawan hebat yang lain
Dengan peserta yang rata-rata mahasiswa pilihan yang luar biasa, tidak akan ada rasa malu ketika kita harus mengangkat topi dan mengakui bahwa ada yang lebih baik dari kita. Namun kegiatan ini bukan cuma untuk menang kalah semata, ada peluang emas untuk membina dan menguatkan persahabatan dengan kawan-kawan yang luar biasa. Kita bisa saling bertukar kartu nama, email, nomor HP, alamat Facebook, atau pin BBM, dan sebagainya, supaya bisa saling mengenal.
Berteman dengan kawan-kawan yang hebat tentunya bakal membukakan banyak peluang. Bisa saling bertukar informasi peluang sekolah lanjut di negeri sakura, berbagi pengalaman dalam mengisi acara di forum internasional, saling memberikan tips untuk pengabdian masyarakat, atau bahkan siapa tahu bisa berjodoh jadi pasangan hidup via mapres (dan ini benar-benar pernah terjadi). Who will know the future?
- Menjalin hubungan dengan pihak pengurus pendidikan (pengurus jurusan, fakultas, universitas, kopertis, atau bahkan DIKTI)
Manfaat berikutnya dari kegiatan ini adalah peluang yang besar untuk bisa lebih dekat dengan pengurus kampus, minimal pada level jurusan/departemen sampai universitas. Dengan kita mengikuti program ini, kita bisa berinteraksi dengan orang-orang penting di kampus, seperti Ketua Jurusan, Wakil Dekan bidan kemahasiswaan, Wakil Rektor/Direktur kemahasiswaan, atau bahkan bisa diskusi dengan Pak Mendikbud.
Hal tersebut tentunya sangat berguna bagi masa depan kita. Barangkali mereka bisa membantu memberikan kita surat rekomendasi untuk S2/S3, memberikan informasi tentang tawaran pertukaran pelajar di luar negeri, atau bahkan tempat kita curhat ketika sedang menghadapi berbagai permasalahan hidup. To be honest, gara-gara event ini saya lebih dekat dengan berbagai dosen untuk sharing rencana hidup dan bahkan pinjam uang untuk beli tiket pesawat saat mengikuti Student World Forum di Thailand (2011). Pak Dekan dan Pak Rektor juga tahu saya, salah satunya, via kegiatan ini. Peluang yang luar biasa.
- Mengasah diri untuk menjadi pribadi yang berkompetensi lengkap
Tidak ada mahasiswa yang sempurna. Masing-masing dari kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang khas. Seperti pada poin (1), dengan kita mengikuti program ini, kita makin tahu diri kita, sehingga kita akan berusaha untuk makin meningkatkan kelebihan diri dan memperbaiki kekurangan-kekurangan, sehingga bisa menjadi pribadi yang makin komplit.
Selamat berkompetisi untuk semakin mengembangkan kompetensi diri, sehingga mampu berkontribusi main maksimal pada bangsa dan menginspirasi banyak orang.
Pingback: Tips Menulis Karya Tulis Mapres | A Call for Youth