Renungan Pra Nikah Pagi Hari
Dalam perjalanan pagi hari ke kampus, terlihat sesosok muslimah berjalan penuh semangat. Dalam balutan jilbab putih panjangnya tercermin pribadi muslimah tangguh, aqidah Islam yang kuat, fikrah keislamanan yang dalam, dan *calon istri idamaman setiap muslim*
Pandangan sekilas ini adalah peringatan dari Allah pada ku. Dan mungkin bagi beberapa sahabat muslim – muslimku yang lain. Bahwa untuk medapatkan calon istri idaman, aku pun harus bisa menjadi calon suami pujaan hati bagi para muslimah.
Wahai sahabat muslimku,
terkadang kita mendambakan sosok Anna Alfatunnisa sebagai calon istri,
tapi apakah pernah kita merasa bahwa kita mesti memiliki kapasitas sekaliber Khairul Azzam untuk layak menyandingnya,
Ingin hati meminang muslimah yang taat pada-Nya,
yang mengagungkan nama-Nya dalam setiap zikirnya,
yang bangun menangis di tengah malam merindukan cinta-Nya,
yang gigih menjaga auratnya dari yang tidak halal melihatnya,
Tapi apakah kita telah mempunyai kriteria serupa?
Sudahkah kita selalu mengingat-Nya dalam setiap aktivitas kita?
Terbiasakah kita bangun dari tidur lelap kita di sepertiga malam terakhir untuk memuja keagungan-Nya?
Mampukah kita menangis di hadapan-Nya, mengakui dosa-dosa kita?
Sudahkah kita menjaga aurat kita?
Saat mendambakan istri yang selalu menjaga pandangannya, sudahkah kita melakukan hal yang serupa?
Layakkah diri ini memimpikan muslimah yang kuat hafalannya, ketika diri ini juz 29-30 pun masih terbata-bata me-murojaah-nya?
Di kala kita mengharapkan muslimah yang setia,
sudahkah kita membersihkan hati – hati kita dari bayangan akan muslimah yang lain?
Saat melihat teman kita yang sudah menyanding muslimah idamannya,
kadang jiwa ini merasa iri,
iri akan karunia-Nya pada saudara kita,
tapi mari kita ingatlah kawan,
Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita…
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. an-Nisa, 4: 32).
Sebelum mengirimkan “proposal” kita,
marilah sama – sama kita bermuhasabah,
mengevaluasi diri kita yang hina ini,
lalu mari kita bersama mengazamkan diri untuk perbaikan kualitas individu,
Karena komputer berprosesor Intel Pentium III tidak akan mampu berkomunikasi secara ideal dengan pasangannya yang sudah Core2Duo,
Pun, motor 2T keluaran tahun 70an akan tidak sinkron untuk berjalan berbarengan dengan Kawasaki Ninja keluaran 2009.
Semoga Allah membantu diri kita dalam meraih ridlo-Nya untuk membina rumah tangga idaman.
~Wallahualam bish-Shahhab..
abot men kun…(haha)
goodluck buat usahanya 😀
jgn lupa undangannya kun (drinking)
subhanallah, tulisan diatas mengingatkanku akan An-Nur ayat 26.
Mari fastabiqul khoirat, berusaha untuk selalu meng-upgrade diri setiap saat, serta khusnudzon pada Sang Khalik, bahwa Ia selalu memberi yg terbaik untuk kita.
hmmm, setuja.
Sabda Nabi ” Agama seseorang itu dilihat dari Agama teman dekatnya” maka kita harus memperhatikan teman dekat kita, termasuk calon istri. Jika kita menginginkan sosok istri yang terkategorikan ” MUSLIMAH ” maka tentunya kita harus menjadi seorang muslim yang senantiasa taat kepadaNYa. Bukankah begitu saudaraku?
😀
josh 🙂
terima kasih.