Demokrat Mendominasi Pemilu 2009
Baru dua kali mengikuti pemilu legislatif di Indonesia, namun Partai Demokrat langsung mendominasi peta politika di negeri ini. Berdasarkan hasil quick count dan penghitungan sementara KPU pada pemilu kali ini, Partai Demokrat berada di posisi paling atas, mengalahkan ‘dedengkot – dedengkot’-nya, seperti Golkar, PDI-P, dan PPP.
Berdasarkan penghitungan KPU, saat ini (Sabtu, 11 April 2009, pukul 10.00) partai yang didirikan atas inisiatif SBY tersebut meraih 20,81 %, mengungguli PDI-P dan GOLKAR yang tidak mampu meraih lebih dari 15% suara. Data quick count sejumlah lembaga seperti LSI, LP3S, maupun CIRUS menunjukkan data yang serupa, PD (kependekan dari Partai Demokrat) merupakan pemenang pemilu dengan perolehan suara sekitar 20%. Baru kemudian disusul Golkar dan PDIP.
Adalah sangat menarik melihat dominasi PD pada pemilu kali ini. Bagaimana mungkin partai yang baru resmi menjadi partai nasional pada akhir 2001 sudah mampu menjadi peraih suara terbanyak dari rakyat hanya dalam 2 kali pemilu. Ada beberapa alasan yang coba saya tawarkan.
1. SBY
Ketika berbicara tentang Partai Demokrat, pasti langsung terbayangkan sosok alumni terbaik AKABRI tahun 1973 ini. Posisi SBY sebagai presiden RI sekaligus ketua Dewan Pembina PD mempermudah jalan kampanye bagi parti bernomor urut 31 satu ini. Popularitas SBY yang semakin naik pun sekaligus mendongkrat suara partai Demokrat.
2. Kondisi Pra-Pemilu
SBY sungguh cerdas dalam memanfaatkan momentum sebelum pemilu. Ibarat putaran kincir angin, posisi SBY sedang di puncak putaran. Meskipun di awal dan tengah – tengah pemerintahannya beliau sempat diragukan, dikritik habis-habisan, bahkan popularitasnya sempat menurun drastis, namun di akhir periode kepengurusannya pada 2009 ini, semua keadaan politik memihak padanya. Harga BBM yang turun 3 kali, adanya BLT, pemberantasan korupsi yang semakin tidak pandang bulu, sampai pada penanganan berbagai kasus disintegrasi bangsa merupakan senjata ampuh SBY dalam kampanye. Dengan prestasi pemerintah yang semakin naik, otomatis popularitas SBY pun akan terangkat drastis. Hal ini digunakan dengan cerdas oleh PD untuk mengangkat suara mereka di pemilu 2009 ini.
3. Jusuf Kalla dan GOLKAR
Secara tidak langsung, GOLKAR dan JK sangat berperan dalam membantu kemenangan Partai Demokrat. Dukungan Golkar dalam parlemen serta support kebijakan JK dalam pemerintahan semakin mensukseskan pemerintahan SBY, dengan demikian rakyat pun menilai pemerintah cukup sukses, sehingga popularitas SBY naik drastis.
Laksana menikmati buah durian, SBY dan JK (PD dan Golkar) bersama – sama susah payah membuka kulitnya, namun SBY (dan PD)lah yang menikmati buahnya, sedangkan JK beserta GOLKARnya hanya mendapat kulitnya. Rakyat tidak cukup cerdas untuk melihat dukungan dominasi GOLKAR di parlemen dalam memuluskan kebijakan SBY serta kerja keras JK sebagai Wapres dalam membantu SBY, akibatnya mereka tidak mendapat simpati rakyat, SBY-lah yang menikmati buahnya. Hasil nyatanya jelas nampak pada pemilu kali ini, Golkar turun drastis perolehan suaranya, sedangkan PD membumbung tinggi.
4. DANA dan Metode Kampanye
Faktor penting penentu kemenangan PD dalam pemilu kali ini adalah kontinyuitas mereka dalam berkampanye. Sejak jauh – jauh hari di awal masa kampanye, mereka sudah gencar mempromosikan partai mereka ke masyarakat. Iklan – iklan di TV pun sudah muncul di awal – awal masa kampanye. Sedangkan GOLKAR dan PDIP (no.1 dan 2 pemilu 2004) terkesan nyante pada pemilu kali ini. Mereka hanya gencar menjelang masa – masa akhir kampanye. Golkar sudah kehilangan bahan kampanye karena kesuksesan Golkar juga merupakan kesuksesan pemerintah dan telah digunakan oleh SBY dan PD dalam berkampanye. Karena tidak mungkin 2 partai menggunakan bahan kampanye yang sama, makan GOLKAR pun tidak mempunyai bahan dan data yang memadai dalam berkampanye. PDIP dengan oposisinya pada pemerintahan SBY tidak mampu berbuat banyak karena kondisi nasional lebih mengarah pada kesuksesan SBY. Kritik megawati pada SBY tidak mempan untuk menahan pedang ampuh kesuksesannya.
Dana kampanye serta ide kreatif (ide Roy Suryo mungkin) membuat kampanye partai Demokrat lebih mampu menarik masyarakat. Promosi di dunia maya secara intensif dan masif mereka lakukan. Halaman – halaman surat kabar lokal dan nasional pun sering dihiasi wajah SBY serta warna biru dengan bintang segitiga simbol partai tersebut. Kampanye sejak awal juga sangat membantu kenaikan suara PD.
sangat wajar kalau dilihat dari konstituen mereka, secara umum konstituen mereka adalah orang orang yang puas dengan pemerintahan sekarang jumlahnya mungkin sekitar 40-45% jadi konstituen inilah yang nantinya terdiversifikasi ke PD sekitar 20% dan PG sekitar 14 % sebagai elemen utama pemerintahan sementara sisa 6%-11% suara ke partai lain yang juga mitra pemerintah yang tidak begitu dominan, sedang partai partai oposisi seperti PDIP harus berebut konstituen sisa (55%-60%) dengan sekitar 30an partai lain yang pada umumnya partai partai yang mengambi sikap oposisi terhadap incumbent alhasil 14% perolehan mereka, jadi kesimpulannya hal ini sangatlah wajar…